SULTAN MURHUM KAIMUDDIN I SULTAN MURHUM KAIMUDDIN I | Pejaten Park | Pejaten Park Residence | Apartemen Pejaten Park

SULTAN MURHUM KAIMUDDIN I

Posted by Raka Satria Mencari Cpanel on Wednesday, December 19, 2012



Nama asli LAKILAPONTO, julukan HALUOLEO/MURHUM/LA TOLAKI/LAKI OMPUTO, gelar SULTAN MUHAMMAD KAIMUDDIN I
ASAL USUL
Sultan Murhum atau Lakilaponto adalah putra Lakina Wuna “Sugi Manuru” buah perkawinannya dengan “Wa Tupabala” Putri Lakina (Adipati) Tiworo Kiy Jula. Sugi Manuru adalah putra Sugi Patani yang merupakan putra Sugi Patola sedangkan Sugi Patola adalah putra Banca Patola Lakina Wuna I. Dalam hubungan itu, Kiy Jula adalah putra Bataraguru, Raja Buton III, buah perkawinannya dengan seorang putri dari Kalaotoa. Bataraguru yang dikenal dengan nama Banca Patola adalah pejabat Lakina Wuna I sebelum menjadi Raja Buton, ia adalah putra Ratu Buton II Bulawambona. Sedangkan Bulawambona tidak lain adalah putrid Ratu Buton I Wa ka ka, buah perkawinannya dengan seorang pangeran putra Raja Manyuba/Jayanegara, Raja Kerajaan Majapahit yang bernama Sri Batara yang dikenal dalam dialek Wolio ”Si Batara”.
Dengan demikian, maka menurut silsilah kekerabatannya, Murhum dari pihak kakeknya (Bataraguru) memiliki hubungan kekerabatan dengan Raja Luwu Bataralattu, sebab kakek Murhum tersebut adalah putra La Baalawu dari perkawinannya dengan Bulawambona Raja Buton II, dimana La Baaluwu tidak lain adalah putra Bataralattu yang mempunyai dua orang putra dan satu orang putrid yaitu :
1. Sawerigading
2. La Baaluwu
3. Watenriabeng
Berdasarkan silsilah itu maka raja-raja Buton dan Muna ada perkaitan kekerabatan yang erat dengan raja Luwu dan kerajaan Majapahit, sebab permaisuri raja Luwu Bataralattu yang bernama “Putri Lasem” saudara kandung Sri Batara (Si Batara) suami Ratu Buton pertama adalah berasal dari kerajaan Majapahit.
Semasa hidupnya, Murhum melakukan perkawinan sebanyak 6 kali dan berturut-turut putri yang dikawininya adalah :
1. Wa Ode Pogo (kemenakan Raja Muna)
2. Wa Tampoidongi (putri Raja Buton V)
3. Anawai Angguhairah (putri raja Konawe)
4. putri raja Jampe
5. putri raja Selayar
6. Wa Sameka (putri Sangia Yi Tete)
Dari masing-masing perkawinannya tersebut, Sultan Murhum memperoleh putra dan putri yaitu :
1. perkawinan dengan Wa Ode Pogo memperoleh satu orang putera tetapi meninggal semasih kecil dan dikenal dengan nama gelar oleh masyarakat Buton ”Sangia I Rape”
2. perkawinan dengan Wa Tampoidongi tidak memperoleh anak
3. perkawinan dengan Anawai Angguhairah memperoleh 3 orang puteri yaitu Wa Ode Poasia, Wa Ode Lepo-lepo dan Wa Ode Konawe.
4. perkawinan dengan putri raja Jampae memperoleh 1 orang putera yang bernama La Tumparasi (Sangia Boleko)
5. perkawinan dengan putri raja Selayar memperoleh 1 orang putera yang bernama La Sangaji (Sangia Makengkuna)
6. perkawinan dengan Wa Sameka memperoleh 4 orang puteri yaitu Paramasuni (istri La Siridatu putra Raja Batauga), Wasugirampu (istri La Galunga cucu Raja Buton V), Wabunganila (istri La Kabaura putra raja Batauga) dan Wabeta (istri La Songo raja Kambe-kambero)
Sultan Murhum mengakhiri masa pemerintahannya karena wafat tahun 1584 setelah memerintah lebih kurang 46 tahun, sebagai raja Buton VI selama 3 tahun dan sebagai Sultan I selama 43 tahun. Setelah Sultan Murhum meninggal dunia, Sara Kesultanan Buton memilih La Tumparasi (Sangi Boleka) sebagai sultan Buton II dan dilantik pada tahun itu juga.(sumber : History of Buton Empire)