JAKARTA, REKOB — Dari 63 juta pengguna internet di Indonesia—yang diketahui lewat survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) selama April-Juli 2012—sebagian besar atau sekitar 73 persen disebutkan mengakses internet menggunakan perangkat mobile.
Ketua Umum APJII Sammy Pangerapan pun mengatakan bahwa perangkat mobile berandil besar meningkatkan jumlah pengguna internet di Indonesia dari 30 juta orang pada 2009 menjadi 55 juta orang pada 2012. Akan tetapi, peralihan tahun berikutnya dari 2011 ke 2012 hanya mencatat kenaikan jumlah pengguna internet sebesar 8 juta orang menjadi 63 juta.
Menurut Sammy, hal tersebut disebabkan oleh semakin padatnya jaringan seluler 3G yang digunakan perangkat mobile untuk mengakses internet. "Tahun 2012 sudah banyak smartphone, tetapi pertumbuhan melambat dibanding tahun-tahun sebelumnya karena spektrum sudah saturated, tidak bisa dipaksakan," ujar Sammy dalam acara APJII Internet Outlook 2013 di Jakarta, Rabu (12/12/2012).
Agar laju pertumbuhan penetrasi internet di Indonesia bisa dipertahankan, lanjut Sammy, pemerintah harus menyediakan jalur tambahan, antara lain, melalui kanal 4G LTE, Wimax, dan Fiber to the Home (FttH). Hal lain yang juga perlu dilakukan adalah bermigrasi dari Internet Protocol Version 4 (IPv4) ke IPv6.
Dari sisi operator, menurut dia, salah satu cara untuk mengatasi kepadatan ini adalah dengan menyelenggarakan offload beban jaringan mobile ke WiFi melalui kerja sama dengan provider internet. "Yang paling penting itu adalah last mile. Biaya akses antarpelanggan dan operator yang menyelenggarakan akses internet masih mahal," tandas Sammy.
PC belum tamat
Meski tertinggal dibanding ponsel, berdasarkan survei APJII, jumlah pengguna internet Indonesia yang mengakses jejaring maya lewat komputer PC ternyata masih terhitung tinggi, yaitu 41 persen. Angka ini masih jauh lebih tinggi dibandingkan tablet yang mencatat angka 3,4 persen.
Notebook dan netbook menjadi terbanyak kedua dalam hal perangkat yang dipakai untuk akses internet dengan angka gabungan 51 persen, sementara urutan pertama ditempati smartphone dengan 70 persen.
"Persentasenya seperti itu karena dalam survei pengguna bisa memilih lebih dari satu perangkat apabila memilikinya dan mengakses internet dari situ," ujar Kepala Departemen Pendaftaran Internet Nasional APJII Valens Riyadi.
"Jadi, kalau kita dengar soal post-PC device mungkin nanti akan seperti itu, tetapi di Indonesia belum," ujar Valens.
Dari sisi demografis, pengguna internet di Indonesia didominasi oleh kaum muda berusia 12-34 tahun yang mencakup 64,2 persen dari jumlah pengguna. Pengguna tertinggi berada pada kelompok usia 20-24 tahun yang mencapai 15,1 persen dari total populasi.
Sebanyak 53,3 persen pengguna internet Indonesia merupakan kaum pekerja, disusul pelajar sekolah (16,6 persen), dan ibu rumah tangga (15,3 persen). Mahasiswa dengan angka 9 persen menempati urutan ke empat, sementara pengguna yang belum bekerja sekitar 5,8 persen.(SUMBER)
More about → Jaringan Padat, Internet Indonesia Lambat
Ketua Umum APJII Sammy Pangerapan pun mengatakan bahwa perangkat mobile berandil besar meningkatkan jumlah pengguna internet di Indonesia dari 30 juta orang pada 2009 menjadi 55 juta orang pada 2012. Akan tetapi, peralihan tahun berikutnya dari 2011 ke 2012 hanya mencatat kenaikan jumlah pengguna internet sebesar 8 juta orang menjadi 63 juta.
Menurut Sammy, hal tersebut disebabkan oleh semakin padatnya jaringan seluler 3G yang digunakan perangkat mobile untuk mengakses internet. "Tahun 2012 sudah banyak smartphone, tetapi pertumbuhan melambat dibanding tahun-tahun sebelumnya karena spektrum sudah saturated, tidak bisa dipaksakan," ujar Sammy dalam acara APJII Internet Outlook 2013 di Jakarta, Rabu (12/12/2012).
Agar laju pertumbuhan penetrasi internet di Indonesia bisa dipertahankan, lanjut Sammy, pemerintah harus menyediakan jalur tambahan, antara lain, melalui kanal 4G LTE, Wimax, dan Fiber to the Home (FttH). Hal lain yang juga perlu dilakukan adalah bermigrasi dari Internet Protocol Version 4 (IPv4) ke IPv6.
Dari sisi operator, menurut dia, salah satu cara untuk mengatasi kepadatan ini adalah dengan menyelenggarakan offload beban jaringan mobile ke WiFi melalui kerja sama dengan provider internet. "Yang paling penting itu adalah last mile. Biaya akses antarpelanggan dan operator yang menyelenggarakan akses internet masih mahal," tandas Sammy.
PC belum tamat
Meski tertinggal dibanding ponsel, berdasarkan survei APJII, jumlah pengguna internet Indonesia yang mengakses jejaring maya lewat komputer PC ternyata masih terhitung tinggi, yaitu 41 persen. Angka ini masih jauh lebih tinggi dibandingkan tablet yang mencatat angka 3,4 persen.
Notebook dan netbook menjadi terbanyak kedua dalam hal perangkat yang dipakai untuk akses internet dengan angka gabungan 51 persen, sementara urutan pertama ditempati smartphone dengan 70 persen.
"Persentasenya seperti itu karena dalam survei pengguna bisa memilih lebih dari satu perangkat apabila memilikinya dan mengakses internet dari situ," ujar Kepala Departemen Pendaftaran Internet Nasional APJII Valens Riyadi.
"Jadi, kalau kita dengar soal post-PC device mungkin nanti akan seperti itu, tetapi di Indonesia belum," ujar Valens.
Dari sisi demografis, pengguna internet di Indonesia didominasi oleh kaum muda berusia 12-34 tahun yang mencakup 64,2 persen dari jumlah pengguna. Pengguna tertinggi berada pada kelompok usia 20-24 tahun yang mencapai 15,1 persen dari total populasi.
Sebanyak 53,3 persen pengguna internet Indonesia merupakan kaum pekerja, disusul pelajar sekolah (16,6 persen), dan ibu rumah tangga (15,3 persen). Mahasiswa dengan angka 9 persen menempati urutan ke empat, sementara pengguna yang belum bekerja sekitar 5,8 persen.(SUMBER)