kisah 3 lelaki yang terkurung di dalam gua

Posted by Raka Satria Mencari Cpanel on Tuesday, January 15, 2013




Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiallaahu 'anhuma, dia berkata:
Aku mendengar Rasulullah Shallallâhu 'alaihi wasallam bersabda:
''Ada tiga orang yang hidup sebelum kalian berangkat (ke suatu tempat) hingga mereka terpaksa harus menginap di sebuah gua, lalu memasukinya. Tiba-tiba sebuah batu besar runtuh dari arah gunung lantas menutup rongga gua tersebut. Lalu mereka berkata: ’sesungguhnya yang dapat menyelamatkan kalian dari batu besar ini hanyalah dengan (cara) berdoa kepada Allah melalui perbuatan-perbuatan yang shalih’ (maksudnya: mereka memohon kepada Allah dengan menyebutkan perbuatan yang dianggap paling ikhlas diantara yang mereka lakukan).

Salah seorang dari mereka itu berkata: "Ya Allah. Saya mempunyai dua orang tua yang
sudah tua-tua serta lanjut usianya dan saya tidak pernah memberi minum kepada siapapun
sebelum keduanya itu, baik kepada keluarga ataupun hamba sahaya. Kemudian pada suatu
hari amat jauhlah saya mencari kayu - yang dimaksud daun-daunan untuk makanan ternak.
Saya belum lagi pulang pada kedua orang tua itu sampai mereka tertidur. Selanjutnya
sayapun terus memerah minuman untuk keduanya itu dan keduanya saya temui telah tidur.
Saya enggan untuk membangunkan mereka ataupun memberikan minuman kepada
seseorang sebelum keduanya, baik pada keluarga atau hamba sahaya. Seterusnya saya tetap
dalam keadaan menantikan bangun mereka itu terus-menerus dan gelas itu tetap pula di
tangan saya, sehingga fajarpun menyingsinglah, Anak-anak kecil sama menangis kerana
kelaparan dan mereka ini ada di dekat kedua kaki saya. Selanjutnya setelah keduanya
bangun lalu mereka minum minumannya. Ya Allah, jikalau saya mengerjakan yang
sedemikian itu dengan niat benar-benar mengharapkan keridhaanMu, maka lapanglah
kesukaran yang sedang kita hadapi dari batu besar yang menutup ini." Batu besar itu tibatiba
membuka sedikit, tetapi mereka belum lagi dapat keluar dari gua.

Yang lain (orang yg kedua) berkata: "Ya Allah, sesungguhnya saya mempunyai seorang anak paman
wanita - jadi sepupu wanita - yang merupakan orang yang tercinta bagiku dari sekalian
manusia - dalam sebuah riwayat disebutkan: Saya mencintainya sebagai kecintaan orangorang
lelaki yang amat sangat kepada wanita - kemudian saya menginginkan dirinya, tetapi
ia menolak kehendakku itu, sehingga pada suatu tahun ia memperoleh kesukaran. lapun
mendatangi tempatku, lalu saya memberikan seratus duapuluh dinar padanya dengan syarat
ia suka menyendiri antara tubuhnya dan antara tubuhku -maksudnya suka dikumpuli dalam
seketiduran. Ia berjanji sedemikian itu. Setelah saya dapat menguasai dirinya - dalam sebuah
riwayat lain disebutkan: Setelah saya dapat duduk di antara kedua kakinya - sepupuku itu
lalu berkata: "Takutlah engkau pada Allah dan jangan membuka cincin - maksudnya cincin
di sini adalah kemaluan, maka maksudnya ialah jangan melenyapkan kegadisanku ini -
melainkan dengan haknya - yakni dengan perkawinan yang sah -, lalu sayapun
meninggalkannya, sedangkan ia adalah yang amat tercinta bagiku dari seluruh manusia dan
emas yang saya berikan itu saya biarkan dimilikinya. Ya Allah, jikalau saya mengerjakan
yang sedemikian dengan niat untuk mengharapkan keridhaanMu, maka lapangkanlah
kesukaran yang sedang kita hadapi ini." Batu besar itu kemudian membuka lagi, hanya saja
mereka masih juga belum dapat keluar dari dalamnya.

Orang yang ketiga lalu berkata: "Ya Allah, saya mengupah beberapa kaum buruh dan
semuanya telah kuberikan upahnya masing-masing, kecuali seorang lelaki. Ia meninggalkan
upahnya dan terus pergi. Upahnya itu saya perkembangkan sehingga ber-tambah banyaklah hartanya tadi. Sesudah beberapa waktu, pada suatu hari ia mendatangi saya, kemudian
berkata: Hai hamba Allah, tunaikanlah sekarang upahku yang dulu itu. Saya berkata: Semua
yang engkau lihat ini adalah berasal dari hasil upahmu itu, baik yang berupa unta, lembu
dan kambing dan juga hamba sahaya. Ia berkata: Hai hamba Allah, janganlah engkau
memperolok-olokkan aku. Saya menjawab: Saya tidak memperolok-olokkan engkau.
Kemudian orang itupun mengambil segala yang dimilikinya. Semua digiring dan tidak
seekorpun yang ditinggalkan. Ya Allah, jikalau saya mengerjakan yang sedemikian ini
dengan niat mengharapkan keridhaanMu, maka lapangkanlah kita dari kesukaran yang
sedang kita hadapi ini." Batu besar itu lalu membuka lagi dan merekapun keluar dari gua itu.
(Muttafaq 'alaih)

Keterangan:
Ada beberapa kandungan yang penting-penting dalam Hadis di atas, yaitu:
(a) Kita disunnahkan berdoa kepada Allah di kala kita sedang dalam keadaan
yang sulit, misalnya mendapatkan malapetaka, kekurangan rezeki dalam kehidupan,
sedang sakit dan lain-lain.
(b) Kita disunnahkan bertawassul dengan amal perbuatan kita sendiri yang shalih,
agar kesulitan itu segera lenyap dan diganti dengan kelapangan oleh Allah Ta'ala.
Bertawassul artinya membuat perantaraan dengan amal shalih itu, agar permohonan kita
dikabulkan olehNya. Bertawassul dengan cara seperti ini tidak ada seorang ulamapun yang
tidak membolehkan. Jadi beliau-beliau itu sependapat tentang bolehnya.
Juga tidak diperselisihkan oleh para alim-ulama perihal bolehnya bertawassul dengan
orang shalih yang masih hidup, sebagai-mana yang dilakukan oleh Sayidina Umar Radhiyallahu 'Anhu.
dengan bertawassul kepada Sayidina Abbas, agar hujan segera diturunkan.

Yang diperselisihkan ialah jikalau kita bertawassul dengan orang-orang shalih yang
sudah wafat, maksudnya kita memohonkan sesuatu kepada Allah Ta'ala dengan perantaraan
beliau-beliau yang sudah di dalam kubur agar doa kita dikabulkan. Sebagian alim-ulama ada yang membolehkan dan sebagian lagi tidak membolehkan.

Dan bukan orang-orang shalih itu yang dimohoni, tetapi yang dimohoni tetap Allah
Ta'ala jua, Kalau yang dimohoni itu orang-orang yang sudah mati, sekalipun bagaimana juga shalihnya, semua alim-ulama Islam sependapat bahwa perbuatan sedemikian itu haram hukumnya. Sebab hal
itu termasuk syirik atau menyekutukan sesuatu dengan Allah Ta'ala yang Maha Kuasa
Mengabulkan segala permohonan.

Namun demikian hal-hal seperti di atas hanya merupakan soal-soal furu'iyah (bukan akidah pokok), maka jangan hendaknya menyebabkan retaknya persatuan kita kaum Muslimin.
More aboutkisah 3 lelaki yang terkurung di dalam gua

Diet Ala Rasulullah SAW (hidup sehat)

Posted by Raka Satria Mencari Cpanel

nabiSAW

Kita masyarakat Barat yang tidak mengamati dan tidak mencontoh adab makan yang diajarkan Islam, akhirnya menderita banyak penyakit. Mereka yang mematuhi kebiasaan makan menurut Islam akan sehat, dan mereka yang meniru cara makan Barat yang buruk akan sakit. Kebiasaan sehat dalam adab makan Islam seharusnya ditiru oleh masyarakat Barat” (Profesor Hans-Heinrich Reckeweg, M.D., ahli toksikologi, Biological Therapy Vol.1 No.2, 1983)
“Sumber dari segala obat adalah menjaga makanan” (Hadits)
“1/3 perut untuk makanan, 1/3nya lagi untuk minuman, dan 1/3 sisanya untuk udara”. Kita mungkin sudah akrab dengan diet anjuran Rasul yang satu ini. Bisa jadi kita lakukan, atau kita abaikan. Namun sudah tahukah kita, kalau berbagai penelitian masa kini menemukan bahwa diet tersebut dapat memperpanjang umur seseorang?
Pada masa Rasulullah, ada seorang tabib yang dikirim dari Mesir ke Madinah sebagai tanda persahabatan. Namun delapan bulan kemudian, tabib ini akhirnya pulang lagi ke Mesir. Bukan karena ia tidak betah—justru ia sangat akrab dan dikenal baik oleh masyarakat di Madinah—melainkan karena selama delapan bulan ia bertugas di Madinah tak ada satupun orang sakit yang datang untuk berobat ke tempat prakteknya. Sedangkan di Mesir, jasanya mungkin lebih dibutuhkan. Sebelum pulang, tabib ini berpamitan kepada Rasulullah dan bertanya pada beliau apa rahasia umat Rasulullah selalu terlihat sehat dan tak pernah sakit. Maka Rasulullah menjawab “kami adalah umat yang tidak makan sebelum lapar dan berhenti sebelum kenyang”.
Mungkin kita ingat kalau Rasulullah SAW pernah bersabda pula dalam riwayat lain :
“Tidaklah sekali-sekali manusia memenuhi sebuah wadah pun yang lebih berbahaya dari perutnya. Cukuplah bagi anak Adam beberapa suap makanan untuk menegakkan tubuhnya. Jika ia harus mengisinya, maka sepertiga (bagian lambung) untuk makanannya, sepertiga lagi untuk minumannya, dan sepertiga lagi untuk nafasnya (udara)” (Hadits Riwayat Tirmidzi, berpredikat shahih)14 abad setelah hadits-hadits tersebut keluar, kini penelitian ilmiah telah membuktikan bahwa diet ala Rasul tersebut dapat memperpanjang umur seseorang, disebut juga sebagai diet anti-aging calorie restriction (diet pembatasan kalori atau diet rendah kalori). Namun sebenarnya cara makan yang dalam bahasa planet Nibiru disebut “diet calorie-restriction” ini (bahkan digembar-gemborkan berasal dari Barat), masih menggunakan dasar diet Islam “berhenti sebelum kenyang” yang diajarkan Rasulullah.
1. Salah satu pembuktian hadits “cukuplah bagi anak Adam beberapa suap untuk menegakkan tubuhnya” : bahwa dalam suatu penelitian UCLA tahun 2005, tikus yang mendapatkan ransum dengan jumlah kalori yang hanya cukup untuknya bertahan hidup, ternyata hidup lebih panjang dari tikus yang mendapat ransum dengan porsi dan kalori biasa.
2. Salah satu pembuktian hadits “1/3 untuk makanan, 1/3 untuk air, dan 1/3 untuk udara” : Pada tahun 2006, Christiaan Leeuwenburgh dari Institute of Aging Universitas Florida menemukan bahwa mengurangi porsi makan sebanyak 8% saja dapat mencegah banyak kerusakan organ akibat penuaan. (Porsi makanan yang dimaksud adalah “porsi makan sampai kenyang” yang biasa dikonsumsi orang sehari-hari.)
3. Penemuan Kalluri Suba Rao, ahli biologi molekuler (2004) : Makan sedikit memungkinkan tubuh untuk lebih “berkonsentrasi” memperbaiki dirinya sendiri, sehingga kegiatan perbaikan DNA, membuang zat-zat toksin keluar tubuh, dan regenerasi sel-sel rusak dengan sel sehat dapat berlangsung lebih optimal—Sedangkan apabila kita makan banyak melebihi batasan, maka tubuh akan lebih sibuk dengan kegiatan katabolisme (menguraikan makanan-makanan itu dalam tubuh) dan “tidak sempat” memperbaiki dirinya sendiri. Inilah salah satu pengundang berbagai penyakit seperti darah tinggi, kolesterol, dll yang dapat memperpendek umur manusia zaman sekarang.
4. Pendapat salah satu ilmuwan UCLA yang meneliti diet ini, bahwa “dengan diet ini saja, manusia tidak memerlukan lagi konsumsi suplemen seumur hidupnya, karena diet ini lebih kuat dari suplemen”
Bila Anda rajin-rajin browsing situs kesehatan dari luar negeri, banyak sekali berita dan penelitian terbaru mengenai diet ala Rasulullah ini—yang sedang hangat dibicarakan sejak 10 tahun terakhir. Banyak para ahli kesehatan dan ilmuwan sepakat bahwa diet ini adalah diet anti-aging terbaik yang pernah ada; daripada sekadar membatasi pada makanan tertentu dan mengonsumsi suplemen-suplemen yang diiklankan. Jadi, kata siapa diet Rasulullah udah ketinggalan jaman!!!Diet Apaaa????
Prinsip diet calorie restriction ada dua :
(1) Makan dalam porsi lebih sedikit atau dibatasi sehingga jangan sampai kekenyangan (lebih kurang seperti kata Rasul tentang 1/3 bagian perut untuk makanan); dan
(2) Yang paling utama dan terpenting dalam diet ini, memotong asupan kalori. Orang dewasa normal biasanya mengonsumsi 2000 kalori per hari, maka mulai sekarang kurangi jumlah asupan kalori sebanyak kurang lebih sepertiganya, misalnya menjadi 1200 kalori/hari. Biasanya hal ini secara otomatis dapat diperoleh dengan memotong porsi makanan.
Namun patut diingat : memotong kalori, tidak berarti memotong jumlah asupan nutrien lain. Jadi, dengan porsi makanan yang tidak banyak, tetap harus memenuhi nutrien penting untuk tubuh seperti protein, vitamin, dan mineral-mineral. Jadi bukan sembarangan makan sedikit, seperti hanya makan kerupuk seharian misalnya.
Dan perlu diketahui juga, diet calorie restriction ini tidak untuk anak-anak, ibu hamil, orang-orang anoreksia dan orang yang memiliki masalah kekurangan gizi berat, sebab bisa jadi diet ini membahayakan mereka. Diet ini dapat dimulai pada minimal umur 25 tahun hingga ke atas.
Diet calorie-restriction ditemukan tahun 1930 di mana saat itu ditemukan bahwa pengurangan kalori pada tikus dapat meningkatkan umur hidupnya dari 24 bulan menjadi 46 bulan. Penelitian yang sama juga dilakukan pada monyet, lalat buah, ikan, anjing, dan hewan lain; dan hasilnya pun tak jauh berbeda. Misalnya, tikus yang diberikan ransum rendah kalori (yang hanya cukup untuknya bertahan hidup) secara signifikan hidup lebih panjang (20-40%) daripada tikus yang diberi ransum biasa. Penelitian ini memberikan hasil sama ketika diulang. Bukti pada percobaan tikus ini sangat nyata. Pada tahun 2006, Christiaan Leeuwenburgh dari Institute of Aging Universitas Florida menemukan bahwa mengurangi porsi makan sebanyak 8% saja dapat mencegah banyak kerusakan organ akibat penuaan dan mengurangi kalori 20 – 40% dapat berefek signifikan terhadap perpanjangan umur pada tikus.
Penelitian lain di UCLA tahun 2005 oleh Phelan, “tikus hidup lebih lama ketika porsi makanan mereka dikurangi 10%. Dikurangi 20% porsinya, mereka malah hidup lebih lama lagi. Dikurangi 50%, mereka juga masih dapat hidup lebih lama. Namun bila dikurangi 60%, mereka akan kelaparan dan mati”. Jadi jelas, diet ini tidak sama dengan cara makan anoreksia (melaparkan diri secara berlebih-lebihan karena takut kegemukan).
Itu tadi pada tikus. Lalu bagaimana dengan manusia ?
Jawabannya adalah : ya, bekerja. “Makanlah dalam porsi 15% lebih sedikit mulai umur 25 tahun dan Anda dapat menambah 4,5 tahun lebih panjang pada umur Anda”, demikian pernyataan Eric Ravussin, peneliti kesehatan manusia pada Pennington Biomedical Research Center, Louisiana. Ia juga mengajukan bahwa pengurangan kalori 8% saja per hari dapat memberi efek signifikan pada peningkatan kesehatan tubuh.
Bagaimana kerja diet calorie-restriction ini memperpanjang umur, masih menjadi banyak kajian ilmiah. Misalnya pada penelitian yang dilakukan oleh Kalluri Suba Rao (2004), ditemukan bahwa diet ini dapat mencegah kerusakan DNA dan memperbaiki kinerja otak. Ketika umur kita meningkat, sel-sel tubuh kita juga ikut menua, dan kerusakan DNA akan lebih sering terjadi sehingga meningkatkan resiko penyakit degeneratif, termasuk penurunan kinerja saraf. Diet Rasul ini juga dapat meningkatkan aktivitas enzim yang terkait dengan perbaikan DNA (DNA repair).
Hal itu menurut Rao karena dengan porsi makan dan kalori yang lebih sedikit, tubuh dapat lebih “berkonsentrasi” memperbaiki dirinya sendiri seperti dengan melakukan perbaikan DNA dan membuang racun-racun keluar tubuh, daripada disibukkan oleh bekerja keras karena “mencerna banyak makanan”. Tubuh sesungguhnya memiliki kemampuan untuk memperbaiki dirinya sendiri dari kerusakan-kerusakan dalam, namun makan terlalu banyak dapat menghalangi hal tersebut. [saya rasa mungkin seperti ini juga mekanisme puasa/shaum dalam menjaga kesehatan tubuh]. Hasil temuan Rao ini diumumkan di Journal of Molecular and Cellular Biochemistry (2004).
Apabila kerusakan DNA dapat dicegah, maka penyakit-penyakit degeneratif lain yang terkait dengan penuaan dapat dicegah. “Ada banyak sekali bukti bahwa membatasi kalori dapat menurunkan resiko Anda terjangkit penyakit modern seperti diabetes, kanker, dan penyakit jantung”, ujar peneliti Universitas Saint Louis, Edward Weiss.
Weiss sendiri pernah meneliti sekelompok wanita dan pria paruh baya yang sehat dan bukan perokok (50 – 60tahun) dengan dibagi dalam tiga kelompok : kelompok diet calorie-restriction, kelompok yang berolahraga, dan kelompok kontrol (yang tidak melakukan keduanya). Kelompok diet calorie-restriction diberi diet 700 – 500 kalori per hari (normalnya seorang dewasa sehat mendapat asupan 2000 kalori per hari), sedangkan kelompok olahraga diberi diet biasa (2000 kalori) ditambah berolahraga. Hasilnya, kelompok diet calorie-restriction memiliki tingkat kesehatan yang sama dengan kelompok olahraga. Bahkan, kelompok diet calorie-restriction memiliki kadar hormon tiroid T3 (triiodotironin) paling rendah dan tingkat metabolisme lebih rendah. Kadar T3 yang lebih rendah mengakibatkan pelambatan penuaan jaringan tubuh, sedangkan tingkat metabolisme rendah mengakibatkan penurunan radikal bebas dalam tubuh.
Cukup Dengan Mengatur Makanan
Selain rentang umur lebih lama, ada beberapa keuntungan lain yang dapat diperoleh dari diet anjuran Rasul ini, seperti menurunkan kolesterol, menghindarkan obesitas, mencegah stroke, mencegah penimbunan lemak perut, sekaligus menguatkan daya seksual lebih lama. “Sebenarnya cukup dengan diet ini saja, Anda tak perlu lagi mengonsumsi suplemen-suplemen untuk mencegah penuaan atau penyakit. Karena diet ini efeknya lebih kuat dari suplemen. No patent, no gimmicks”, ujar Phelan, ahli kesehatan dari UCLA. Ia menganalogikan diet ini dengan lilin. Lilin dengan api yang kecil akan meleleh lebih lama daripada lilin dengan api besar.
Penemuan diet ini tentu saja menjadi paradoks dari kondisi dunia sekarang. Data U.S Centers for Disease Control and Prevention menunjukkan bahwa 70% orang Amerika Serikat mengalami kelebihan berat badan dan 60% penduduk dunia mengalami kelebihan berat badan. 30% penyebab dari penyakit-penyakit modern (kanker, stroke, darah tinggi, jantung) pun adalah makanan. Di mana-mana kita melihat iklan untuk menurunkan berat badan jauh lebih banyak daripada iklan menambah berat badan. Sekedar sharing, ketika saya membuka Livescience saja untuk mengakses artikel diet calorie-restriction ini, ada sekitar 12 iklan sekaligus di 1 halaman situs itu saja yang menawarkan untuk “menurunkan berat badan”, “mengurangi kebuncitan”. Banyak ahli gizi sepakat bahwa fenomena kelebihan berat badan ini disebabkan orang-orang dapat mengakses makanan di mana saja, kapan saja, walau mereka tidak merasa lapar sekalipun. Tentu ada baiknya kita mengikuti kembali anjuran Rasul :
Dengan diet Rasul, tidak perlu lagi mengikuti iklan pelangsing tubuh yang marak di iklankan.
“Sesungguhnya termasuk sikap berlebihan adalah apabila kamu makan setiap kali kamu menginginkannya” (Hadits Riwayat Ibnu Majah)
Para peneliti memperingatkan bahwa diet ini tidak membuat hidup selamanya (immortality) seperti yang digembar-gemborkan beberapa media massa, dan untuk tidak terlalu muluk berharap mencapai umur 200 tahun dengan diet ini. Yang terpenting bukanlah umur panjang itu sendiri, melainkan hidup sehat lebih lama.
Barangsiapa di antara kalian mendapati pagi dalam keadaan sehat wal afiat pada tubuhnya, aman dalam perjalanannya, dan memiliki makanan untuk hari yang akan dilaluinya, maka seakan-akan dunia ini menjadi miliknya.” (HR tirmidzi dan ibnu majah).

sumber : http://kisahislami.com/mau-hidup-sehat-mari-diet-ala-rasulullah-saw/
More aboutDiet Ala Rasulullah SAW (hidup sehat)

Jatuhnya Konstantinopel Ke Islam

Posted by Raka Satria Mencari Cpanel

konstantin 

“Sungguh Konstantinopel akan ditaklukkan. Sebaik-baik pemimpin adalah penakluknya dan sebaik-baik pasukan adalah pasukannya,” (HR.Ahmad).
Sejarah Konstantinopel atau Byzantium sampai kejatuhannya, prediksi Rasulullah, Imam Al Mahdi, Bangsa Arab, Bangsa Persia, invasi besar-besaran Amerika ke Afganistan dan Irak, dan akhir zaman. Berhubungankah?
Byzantium adalah sebuah kota Yunani Kuno yang menurut legenda didirikan oleh para warga koloni Yunani dari Megara pada tahun 667 SM dan dinamai menurut nama raja mereka Byzas atau Byzantas. Nama Byzantium merupakan latinisasi dari nama asli kota tersebut yaitu Byzantion, kota ini kelak menjadi pusat kekaisaran Byzantium (kekaisaran Romawi menjelang dan pada abad pertengahan dengan nama Konstantinopel).
Pada tahun 196 M, kota ini dikepung oleh pasukan Romawi dan menderita kerusakan parah. Byzantium kemudian dibangun kembali oleh Septimus Severus, yang pada saat itu telah menjadi kaisar dan dengan segera memulihkan kemakmurannya. Lokasi Byzantium menarik perhatian Kaisar Romawi Konstantinus I yang pada tahun 330 M, membangun ulang kota itu menjadi Nova Roma. Setelah mangkatnya, kota ini disebut Konstantinopel (Kota Konstantinus). Kota ini selanjutnya menjadi ibukota Kekaisaran Romawi timur.
Kombinasi imperialisme dan lokasi ini mempengaruhi peran Konstantinopel sebagai titik penyeberangan antara dua benua Eropa dan Asia. Kota ini merupakan sebuah magnet komersial, kultural dan diplomatik. Dengan letak strategisnya itu Konstantinopel mampu mengendalikan rute antara Asia dan Eropa, serta pelayaran dari Laut Mediterania ke Laut Hitam.
Pada tanggal 29 mei 1453, kota ini jatuh ke tangan Bangsa Turki Ottoman dan sekali lagi menjadi ibukota dari Negara yang kuat, yakni kerajaan Ottoman. Bangsa Turki menyebut kota ini Istanbul (meskipun tidak secara resmi sampai tahun 1930) dan terus menjadi kota terbesar dari Republik Turki, sekalipun yang menjadi ibukota Turki adalah Ankara.
Jatuhnya Konstantinopel Ke Tangan Pemerintahan Islam
Gaung penaklukan Konstantinopel telah bergema di kalangan kaum muslimin semenjak Rasulullah SAW menyampaikan sabdanya, dari Abu Qubail, ia berkata: “Kami pernah berada di sisi Abdullah bin Amr bin Al-Ash”, ia ditanya: “yang manakah diantara dua kota yang akan ditaklukan lebih dulu, Konstantinopel atau Roma?” kemudian Abdullah meminta peti kitabnya yang masih tertutup. Abu Qubail berkata: “kemudian ia mengeluarkan sebuah kitab dari padanya. Lalu Abdullah berkata: “ketika kami sedang menulis disekeliling Rasulullah SAW tiba-tiba beliau ditanya: “yang manakah diantara dua kota yang akan ditaklukan lebih dulu, Konstantinopel atau Roma? Kemudian Rasulullah menjawab: “kota heraklius akan ditaklukan terlebih dahulu, yakni kota Konstantinopel.”
Menurut Husain hadits ini dikeluarkan oleh ahmad dan terdapat di dalam Al-Mustadrak di beberapa tempat. Dishahihkan oleh AL-Hakim dan disepakati oleh Adz-Dzahabi, juga disepakati oleh Al-Bani di dalam Silsilah Al-Haditsish Shihah 1/8.
Penaklukan Konstantinopel seperti yang diprediksikan Rasulullah di atas, terjadi setelah melewati masa yang amat panjang yakni 8 abad sejak Rasulullah menyampaikan sabdanya. [islampos]

sumber : http://kisahislami.com/jatuhnya-konstantinopel-ke-islam/
More aboutJatuhnya Konstantinopel Ke Islam

Pasukan Berpanji Hitam Pengawal Imam Mahdi

Posted by Raka Satria Mencari Cpanel

pasukanImamMahdi 

Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa di akhir zaman nanti akan muncul sebuah pasukan berpanji hitam yang datang dari arah timur, dalam satu riwayat dari Khurasan mengiringi kedatangan Imam Mahdi yang akan berperang menegakkan khilafah islamiyyah dan mengalahkan orang-orang kafir serta jongos-jongosnya dari kalangan munafikin.
Hadits tersebut diriwayatkan oleh Ibnu Majah:
Muhammad bin Yahya dan Ahmad bin Yusuf menceritakan kepada kami, keduanya berkata, Abdurrazzaq menceritakan kepada kami, dari Sufyan Ats Tsauri, dari Khalid Al-Hadzdza`, dari Abu Qilabah, dari Abu Asma` Ar-Rahabi, dari Tsauban yang berkata, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Akan ada tiga orang yang saling berperang memperebutkan harta karun kalian ini. Ketiganya adalah putra khalifah, kemudian tidak akan ada yang menang di antara mereka. Lalu datanglah panji-panji hitam dari arah timur. Mereka akan memerangi kalian dengan peperangan yang belum pernah ada suatu kaum memerangi kalian seperti itu.”
Kemudian beliau menyebutkan sesuatu yang tidak aku ingat. Lalu beliau bersabda,
”Apabila kalian melihatnya maka baiatlah dia meski harus merangkak di atas salju, karena dialah khalifah Allah Al Mahdi.”
Al-Hafizh Al-Bushiri dalam Mishbah Az-Zujajah menyatakan hadits ini isnadnya shahih, para perawinya tsiqah.”
Al-Hakim mengeluarkan hadits ini juga dari jalan Sufyan sama dengan di atas dan dia katakan, ”Ini hadits shahih berdasarkan syarat Al-Bukhari dan Muslim.”
Pernyataan ini disetujui oleh Adz-Dzahabi. Tapi tidaklah demikian, karena Al-Bukhari tidak berhujjah dengan Abu Asma` Ar-Rahabi sehingga yang benar hadits ini hanya sesuai syarat Muslim.
Oleh, Ustadz Anshari Taslim

sumber : http://kisahislami.com/pasukan-berpanji-hitam-pengawal-imam-mahdi/
More aboutPasukan Berpanji Hitam Pengawal Imam Mahdi

QANTHARAH tempat di antara surga dan neraka

Posted by Raka Satria Mencari Cpanel



Mungkin istilah qantharah agak asing di telinga kita, akan tetapi perlu diketahui bahwa setiap mukmin yang selamat ketika menyerang shirath (jembatan antara surga dan neraka) akan berada di qantharah ini. Kita semua berharap agar kita berada di sana kelak, bersiap masuk surga. Melalui tulisan ini kita akan membahas mengenai qantharah,agar tidak terjadi di mana seorang mukmin yang berharap akan melewatinya sebelum masuk surga akan tetapi tidak mengetahui sama sekali apa itu qantharah.
Hadits mengenai Qantharah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Orang-orang beriman yang telah selamat dari api neraka (telah melewati shirath/jembatan yang ada diatas punggung neraka,pent) akan tertahan di Qantharah (sebuah tempat di antara surga dan neraka). Kemudian ditegakkanlah qishash terhadap sebagian mereka akibat kezaliman yang terjadi di antara mereka di dunia. Setelah dibersihkan dan dibebaskan (dari kezaliman), barulah mereka diizinkan masuk surga. Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh salah seorang di antara mereka lebih paham terhadap tempat tinggalnya di surga daripada tempat tinggalnya di dunia.”
Juga disebutkan dalam beberapa kitab-kitab aqidah, salah satunya adalah Al-Aqidah Al-Wasithiyah karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah, beliau berkata,
“Barangsiapa yang melewati shirath akan masuk surga. Jika mereka melewatinya, mereka akan berhenti di Qantharah antara surga dan nereka. Maka mereka saling qishas satu sama lainnya. Jika mereka Setelah dibersihkan dan dibebaskan (dari kezaliman), barulah mereka diizinkan masuk surga.”

Apa itu qantharah?
Syaikh Abdullah Al-Jibrin rahimahullah berkata,
“Qantharah makna asalnya adalah sebuah tempat antara dua barikade pembatas atau antara dua lautan seperti tepian pantai antara dua laut. Bisa juga maksudnya bentuknya luas dan leluasa bagi mereka atau makna sejenisnya. Maka jembatan atau qantharah ini yaitu tempat menyeberang yang luas bagi mereka. Maka mereka (yang akan masuk surga) berhenti dan dihisab.”
Ibnu Hajar Al-Asqalani rahimahullah berkata,
“Diperselisihkan mengenai Qantharah tersebut, ada yang berpendapat ia adalah (penyempurna) kelanjutan dari shirath yaitu ujungnya sebelum surga dan ada yang berpendapat bahwa ada dua jembatan (jembatan shirath dan jembatan qantharah) pendapat kedua ini yang ditegaskan oleh Al-Qurthubi.”
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah berkata,
“Ulama berselisih mengenai Qantharah, apakah ia merupakan ujung dari jembatan (shirath) yang berada di atas punggung Jahannam atau jembatan yang berdiri sendiri. Yang benar mengenai hal ini, kita katakan: “Allahu a’lam, Allah lebih mengetahui, tidak pasti perkaranya akan tetapi yang pasti manusia akan berhenti di sana.”

Letak qantharah
Qantharah terletak di antara surga dan nereka atau setelah shirath dan sebelum surga. Karena shirath memang berada di atas punggung neraka.
Al-Qurthubi rahimahullah berkata,
“Muqatil berkata, ‘jika mereka (orang mukmin) telah melewati jembatan (di atas) Jahannam, mereka akan ditahan (berhenti) di Qantharah antara surga dan neraka’”.

Syaikh Shalih Fauzan Al-Fauzan hafidzahullah berkata,
“Qantharah adalah sebuah jembatan ada apa yang tinggi dari suatu bangunan. Qantharah ini ada yang mengatakan ujung dari shirath dan sebelum surga dan ada juga yang mengatakan jembatan lain yang khusus bagi kaum mukminin.”
Kejadian di qantharah
Didalam hadits di atas dijelaskan bahwa di Qantharah terjadi saling qishas. Yang qishas ini berbeda dengan qishas pertama yang terjadi di padang Mahsyar. Qishas di padang Mahsyar lebih umum terjadi pada orang beriman, dzalim maupun kafir caranya adalah dengan menyerahkan pahala kepada yang didzalimi dan jika pahalanya sudah habis, maka dosa yang didzalimi diserahkan kepada yang mendzalimi. Sedangkan qishas kedua di qantharah terjadi sesama orang beriman untuk menyucikan hati mereka.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah berkata,
“Qishas di sini berbeda dengan qishas pertama yang terjadi di Padang Mahsyar. Karena qishas ini lebih khusus untuk menghilangkan rasa dendam, dengki dan kebencian pada hati-hati manusia. Maka ini semacam pembersihan dan penyucian. Karena apa yang ada yang ada di hati tidak bisa hilang dengan semata-mata mengqishas (misalnya: terkadang kita masih jengkel, walaupun barang yang dirusak sudah diganti, pent)”.
Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah rahimahullah berkata,
“Maka, surga tidak akan dimasuki oleh orang yang jelek ataupun orang yang terdapat padanya kejelekan. Maka barangsiapa yang telah suci di dunia dan bertemu Allah dalam keadaan suci dari kotoran/najis, dia akan masuk ke dalamnya tanpa penghalang. Dan barangsiapa yang belum suci di dunia, jika kenajisannya itu pada asal orangnya seperti orang kafir, maka tidak akan masuk surga sama sekali. Namun jika najisnya itu adalah najis yang datang yakni bukan pada asal orangnya, maka ia akan masuk surga setelah disucikan dari najis itu di neraka kemudian keluar darinya.
Sampai-sampai, orang yang beriman jika telah melewati jalan di atas jahannam, mereka akan ditahan di Qantharah (jembatan) antara jannah dan neraka hingga mereka dibersihkan dan disucikan dari sisa-sisa kotoran yang menjadikan tertahan dari surga dan tidak menyampaikan ke dalam neraka. Jika telah bersih dan suci, barulah diijinkan masuk ke dalam surga.”[9]
Inilah sebagaimana yang difirmankan Allah Ta’ala,
“Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka, sedang mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan.” (Al-Hijr: 47)
Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat, wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.
Penyusun: Raehanul Bahraen

sumber : http://kisahislami.com/mengenal-qantharah-sebuah-tempat-setelah-shirath-dan-sebelum-masuk-surga/
More about QANTHARAH tempat di antara surga dan neraka

Jika Engkau Terbebas dari 5 Perkara Ini, Silahkan Bermaksiat

Posted by Raka Satria Mencari Cpanel



Seorang laki-laki menghadap Ibrahim bin Adham. Beliau termasuk salah satu dokter hati. Lelaki tersebut berkata kepadanya, “Sungguh, saya telah menjerumuskan diri saya dalam kemaksiatan. Oleh karena itu, tolong berikan saya resep untuk mencegahnya.” Ibrahim bin Adham berkata kepadanya, “Jika engkau mampu melakukan lima hal, engkau tidak akan menjadi ahli maksiat.” Lelaki tersebut berkata – Dia sangat penasaran untuk mendengarkan nasihatnya, “Tolong ungkapkan apa yang ada di benak Anda wahai Ibrahim bin Adham!”
Ibrahim bin Adham berkata,
“Pertama, ketika engkau hendak berbuat maksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka janganlah engkau makan sedikit pun dari rezeki Allah Subhanahu wa Ta’ala.”
Lelaki tersebut heran kemudian dia bertanya, “bagaimana Anda bisa mengatakan hal tersebut wahai Ibrahim. Padahal semua rezeki berasal dari sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala?” Ibrahim berkata, “Jika engkau telah menyadari hal itu, maka apakah pantas engkau makan rezeki-Nya padahal engkau berbuat maksiat kepada-Nya?” Lelaki tersebut menjawab, “Tentu tidak pantas. Lalu apa yang kedua, wahai Ibrahim!”
“Kedua, jika engkau hendak berbuat maksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka janganlah engkau tinggal di bumi-Nya.” Lelaki tersebut terheran-heran melebihi yang pertama, kemudian dia berkata, “Bagaimana Anda bisa mengatakan hal tersebut wahai Ibrahim? Padahal setiap bagian bumi ini milik Allah Subhanahu wa Ta’ala.” Ibrahim menjelaskan kepadanya, “Jika engkau telah menyadari hal itu, maka apakah pantas engkau tinggal di bumi-Nya padahal engkau berbuat maksiat kepada-Nya?” Lelaki tersebut menjawab, “Tentu tidak pantas. Lalu apa yang ketiga, wahai Ibrahim!”
Ibrahim bin Adham berkata,
“Ketiga, jika engkau hendak berbuat maksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka carilah tempat di  mana Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak dapat melihatmu, lalu berbuatlah maksiat di tempat itu!” Lelaki tersebut berkata, “Bagaimana Anda bisa mengatakan hal tersebut wahai Ibrahim? Padahal Allah Maha Mengetahui hal-hal rahasia (Dia mengetahui rahasia dan yang lebih tersembunyi). Dia dapat mendengar merayapnya semut pada batu besar yang keras di malam yang gelap.” Ibrahim menjelaskan kepadanya, “Jika engkau telah menyadari hal itu, maka apakah pantas engkau berbuat maksiat kepada-Nya?” Lelaki tersebut menjawab, “Tentu tidak pantas. Lalu apa yang keempat, wahai Ibrahim!”
Ibrahim bin Adham berkata,
“Keempat, jika malaikat maut datang untuk mencabut nyawamu, maka katakanlh padanya, ‘Tundalah kematianku sampai waktu tertentu!’ Lelaki tersebut bertanya, “Bagaimana Anda bisa mengatakan hal tersebut wahai Ibrahim? Padahal Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman:
Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun.” (QS. Al-Araf: 34)
Ibrahim bin Adham menjeaskan kepadanya, “Jika engkau telah menyadari hal itu, lantas mengapa engkau masih mengharap keselamatan?” Dia menjawab, “Iya. Lalu apa yang kelima wahai Ibrahim?”
Ibrahim bin Adham berkata,
“Kelima, apabila malaikat Zabaniyah – mereka adalah malaikat penjaga – mendatangimu untuk menyeretmu ke neraka Jahannam, maka janganlah engkau ikut mereka. Belum sampai lelaki ini mendengarkan nasihat yang kelima, dia berkata sambil menangis, “Cukup, Ibrahim. Saya memohon ampun kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan bertaubat kepada-Nya. Akhirnya dia senantiasa beribadah sampai meninggal dunia.”
Sumber: Hiburan Orang-orang Shalih, 101 Kisah Segar, Nyata dan Penuh Hikmah, Pustaka Arafah Cetakan 1
More aboutJika Engkau Terbebas dari 5 Perkara Ini, Silahkan Bermaksiat

Seorang Wanita Menasihati Sang Alim

Posted by Raka Satria Mencari Cpanel

kisah wanita

Dalam sebuah hadits shahih, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Agama adalah nasihat.” Lalu dikatakan, “Untuk siapa, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Untuk Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, para imam kaum muslimin, dan seluruh kaum muslimin.”
Memang benar, sebuah nasihat akan banyak membawa manfaat apabila nasihat tersebut bersumber dari ilmu yang terambil dari al-Qur’an dan as-Sunnah. Namun, sebuah nasihat yang tidak berlandaskan ilmu, justru akan membawa malapetaka dan kehancuran, karena pada hakikatnya hal itu bukanlah nasihat, melainkan bisikan-bisikan dan was-was setan. Masalahnya, apakah sebuah nasihat hanya boleh dilakukan oleh kaum laki-laki saja dan tidak mungkin dilakukan oleh kaum wanita?
Kisah berikut ini menunjukkan, bahwa kaum Hawa pun dapat memberikan andil dalam memberikan nasihat dan amar ma’ruf nahi munkar sesuai dengan kemampuan mereka. Semoga bermanfaat. Allahul-Muwaffiq.
Alkisah
Imam Malik rahimahullah meriwayatkan sebuah kisah dalam kitab al-Muwaththa, dari Yahya bin Sa’id dari al-Qasim bin Muhammad, bahwa dia berkata, “Salah satu istriku meninggal dunia, lalu Muhammad bin Ka’ab al-Qurazhi mendatangiku untuk bertakziah atas (kematian) istriku, lalu beliau mengatakan,
‘Sesungguhnya, dahulu di zaman Bani Israil ada seorang laki-laki yang faqih, alim, abid, dan mujtahid. Dia memiliki seorang istri yang sangat ia kagumi dan cintai. Lalu meninggallah sang istri tersebut, sehingga membuat hatinya sangat sedih. Dia merasa sangat berat hati menerima kenyataan tersebut, sampai-sampai ia mengunci pintu, mengurung diri di dalam rumah, dan memutus segala hubungan dengan manusia, sehingga tidak ada seorang pun yang dapat bertemu dengannya.
Lalu ada seorang wanita cerdik yang mendengar berita tersebut, maka dia pun datang ke rumah Sang Alim seraya mengatakan kepada manusia, “Sungguh, saya sangat memerlukan fatwa darinya dan saya tidak ingin mengutarakan permasalahan saya, melainkan harus bertemu langsung dengannya.” Akan tetapi, semua manusia tidak ada yang menghiraukannya. Walau demikian, ia tetap berdiri di depan pintu menunggu keluarnya Sang Alim. Dia berujar, ‘Sungguh, saya sangat ingin mendengarkan fatwanya. Lalu, salah seorang menyeru, ‘(Wahai Sang Alim) sungguh di sini ada seorang wanita yang sangat menginginkan fatwamu.’ Dan wanita itu menambahkan, ‘Dan aku tidak ingin mengutarakannya melainkan harus bertemu langsung dengannya tanpa ada perantara.’ Akan tetapi, manusia pun tetap tidak menghiraukannya. Meski demikian, dia tetap berdiri di depan pintu dan tidak mau beranjak.
Akhirnya, Sang Alim menjawab, ‘Izinkanlah dia masuk.’ Lalu, wanita itu pun masuk dan mengatakan, “Sungguh, aku datang kepadamu karena suatu pemasalahan.’ Sang Alim menjawab, “Apakah pemasalahanmu?’ Wanita memaparkan, “Sungguh, aku telah meminjam perhiasan kepada salah satu tetanggaku dan aku selalu memakainya sampai beberapa waktu lamanya, lalu suatu ketika mereka mengutus seseorang kepadaku untuk mengambil kembali barang itu kepadanya?’ Maka, Sang Alim menjawab, ‘Iya, demi Allah, engkau harus memberikan kepada mereka.’ Lalu sang wanita menyangkal, ‘Tetapi, aku telah memakainya sejak lama sekali.’ Sang Alim menjawab, ‘Tetapi mereka lebih berhak untuk mengambil kembali barang yang telah dipinjamkan kepadamu sekalipun telah sejak lama.’ Lalu, wanita itu mengatakan, ‘Wahai Sang Alim, semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala merahmatimu. Mengapakah engkau juga merasa berat hati untuk mengembalikan sesuatu yang telah dititipkan Allah Subhanahu wa Ta’ala kepadamu, lalu Allah Subhanahu wa Ta’ala ingin mengambil kembali titipan-Nya, sedang Dia lebih berhak untuk mengambilnya darimu?’ Maka, dengan ucapan itu tersadarlah Sang Alim atas peristiwa yang sedang menimpanya dan Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menjadikan perkataan si wanita tersebut dapat bermanfaat dan menggugah hatinya.
Kisah di atas diriwayatkan oleh Imam Malik dalam al-Muwaththa dalam kitab al-Jana’iz Bab Jami’ul-Hasabah fil-Mushibah (163).
Syaikh Syu’aib al-Arna’uth dalam tahqiq beliau terhadap kitab Jami’ul-Ushul (6/339) berkata, “Kisah di atas sampai kepada Muhammad bin Ka’ab al-Qurazhi dengan sanad shahih.”
Ibrah

Musibah adalah ujian dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, sebagai pengukur keimanan hamba. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ حَتَّى نَعْلَمَ الْمُجَاهِدِينَ مِنكُمْ وَالصَّابِرِينَ وَنَبْلُوَا أَخْبَارِكُمْ
Dan sesungguhnya, Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu, dan agar Kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu.” (Qs. Muhammad: 31).
Kesabaran sangat dibutuhkan tatkala kita dilanda musibah. Kewajiban setiap muslim ketika mendapat musibah ialah mengharap kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala pahala dan ganti yang lebih baik. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan kepada kita membaca doa tatkala tertimpa suatu musibah. Beliau mengatakan,
مَا مِنْ مُسْلِمٍ تُصِيْبُهُ مُصِيْبَةٌ فَيَقُوْلُ مَا أَمَرَهُ اللهُ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ اللَّهُمَّ أَجِرْنِي مِصِيْبَتِي وَأَخْلِفُ لِي خَيْرًا مِنْهَا إِلاَّ أَخْلَفَ اللهُ لَهُ خَيْرًا مِنْهَا
Tidaklah seorang muslim yang tertimpa suatu musibah lalu membaca sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah (yaitu), ‘Sesungguhnya kami milik Allah Subhanahu wa Ta’ala dan kepada-Nya jualah kita akan dikembalikan. Ya Allah, berilah pahala pada musibah yang menimpaku dan berilah ganti yang lebih baik darinya’ melainkan Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memberinya ganti yang lebih baik daripada yang sebelumnya.’” (HR. Musim, 4/475, at-Tirmidzi, 11/417, Ahmad, 33/82).
Dengan demikian, sungguh sangatlah indah perkara yang terjadi pada diri seorang muslim. Karena semua perkara yang menimpanya –berupa kenikmatan maupun kesulitan, kelapangan maupun musibah— semuanya adalah baik baginya, sebagaimana yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sifatkan dalam sabdanya,
عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ لِلْمُؤْمِنِ إِنَّ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
Sungguh mengherankan perkara (urusan) orang muslim, semua perkara (urusan)nya baik dan hal itu tidaklah terjadi kecuali pada diri seorang muslim. Apabila diberi kenikmatan ia bersyukur maka hal itu baik baginya. Dan apabila ditimpa kesulitan ia bersabar maka hal itu pun baik baginya.” (HR. Muslim. 14/280).
Beratnya cobaan sering menjadikan manusia lupa dengan takdir Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kita semua adalah milik Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan kepada-Nya pulalah kita akan dikembalikan. Namun, kebanyakan manusia tidak menyadari hal ini, sehingga mereka melakukan perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh syariat. Mereka berlarut-larut dalam kesedihan, sehingga melalaikan dirinya sendiri. Bahkan, terkadang mereka berteriak-teriak histeris, memukul-mukul wajah, merobek-robek baju, dan mengeluarkan ucapan-ucapan yang dilarang oleh syariat, padahal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَطَمَ الْخُدُودَ وَشَقَّ الْجُيُوبَ وَدَعَا بِدَعْوَى الْجَاهِلِيَّةِ
Bukan termasuk golongan kami seorang yang menampar-nampar pipi, merobek-robek baju, dan menyeru dengan seruan-seruan jahiliah.” (HR. Bukhari, 5/41, at-Tirmidzi, 4/119, an-Nasa’i, 6/408).
Bersedih adalah suatu kewajaran terutama karena ditinggal oleh orang-orenga yang sangat dicintai. Akan tetapi, janganlah kesedihan tersebut melampaui batas dari yang dibolehkah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ الْعَيْنَ تَدْمَعَ وَالْقَلْبَ يَحْزَنُ وَلاَ نَقُولُ إِلاَّ مَا يُرْضِي رَبَّنَا
Mata boleh menangis, hati boleh bersedih, tetapi kita tidak berkata-kata kecuali hanya (dengan perkataan) yang diridhai oleh Rabb (Tuhan –ed.) kita.” (HR. al-Bukhari: 5/57).
Memang, setang sangatlah lihai dalam mencari celah untuk menjerumuskan anak Adam. Dari sinilah pentingnya saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
وَذَكِّرْ فَإِنَّ الذِّكْرَى تَنفَعُ الْمُؤْمِنِينَ
Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.” (Qs. adz-Dzariyat: 55).
Hanya saja, cara kita memberikan nasihat harus benar-benar diperhatikan. Cara menasihati seorang waliyul-amri (penguasa) berbeda dengan cara menasihati rakyat. Menasihati orang tua berbeda dengan cara menasihati anak kita sendiri. Demikian pula, cara menasihati seorang yang alim yang memiliki pengaruh dan ucapan yang didengar oleh masyarakat hendaklah berbeda dengan cara kita menasihati seorang yang awam. Hendaklah menasihati dengan cara yang lembut, dengan kata-kata yang halus, dan tidak dilakukan di depan khalayak ramai, sebagaimana yang telah dilakukan wanita tersebut. Mudah-mudahan dengan itu mereka akan tersadar dan kembali pada jalan yang benar. Karena, seorang alim bukanlah orang yang ma’shum yang terbebas dari kesalahan. Mereka pun manusia biasa yang banyak melakukan kesalahan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاؤٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِيْنَ التَّوَّابُونَ
Setiap anak Adam banyak melakukan kesalahan, dan sebaik-baik orang yang berbuat kesalahan adalah yang bertaubat darinya.” (HR. at-Tirmidzi, 9/59, Ibnu Majah, 12/302, Ahmad, 26/123).
Mutiara Kisah

Beberapa pejalaran penting yang dapat kita rangkum dari kisah di atas adalah:
1.      Terkadang seorang ahlul ilmi dapat lupa dan lalai dari ilmu yang selama ini ia ajarkan. Sebagaimana kisah Sang Alim yang faqih di atas, dia telah lupa terhadap apa yang selama ini selalu dia ajarkan tentang wajibnya seorang untuk tetap bersabar di kala terkena musibah.
2.      Kewajiban bagi para ahlu ra’yi dan yang siapa saja yang memiliki pemahaman, hendaklah mengingatkan saudaranya yang lain dari hal-hal yang terkadang terlalaikan darinya. Dan hal ini tidak terbatas hanya dilakukan oleh kaum laki-laki saja, melainkan kaum wanita pula apabila memang memiliki kemampuan dalam hal tersebut. Tentunya hal itu dilakukan apabila aman dari fitnah dan tidak melanggar larangan dan keharaman Allah Subhanahu wa Ta’ala, seperti yang telah dilakukan oleh wanita dalam kisah di atas yang dapat menyadarkan kembali seorang alim yang tengah lalai dari peristiwa besar yang menimpanya.
3.      Ilmu dan pemahaman adalah titik temu yang menjadi persamaan antara laki-laki dan wanita, karena ilmu bukanlah hak yang dimonopoli oleh kaum laki-laki saja. Kaum wanita pun berhak mengenyam ilmu dan pemahaman. Bahkan, kejadian-kejadian yang terjadi pada diri seorang wanita menuntut mereka untuk lebih mengilmui hukum-hukum syariat. Thaharoh (bersuci), mendidik anak, dan lain-lain adalah permasalahan yang sangat membutuhkan ilmu dan pemahaman yang benar.
4.      Pentingnya membuat suatu permisalan dalam menjelaskan suatu permasalahan, karena sebuah contoh dapat menggambarkan suatu masalah dengan lebih jelas. Dan ini pulalah metode al-Qur’an dalam menjelaskan sebuah permasalahan. Perhatikanlah ayat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang menjelaskan tentang kalimat tauhid dan kalimat-kalimat kekufuran. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللهُ مَثَلاً كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِي السَّمَآءِ {24} تُؤْتِي أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍ بِإِذْنِ رَبِّهَا وَيَضْرِبُ اللهُ اْلأَمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ {25} وَمَثَلُ كَلِمَةٍ خَبِيثَةٍ كَشَجَرَةٍ خَبِيثَةٍ اجْتُثَّتْ مِن فَوْقِ اْلأَرْضِ مَالَهَا مِن قَرَارٍ
Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Rabb-nya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat: Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikit pun.” (Qs. Ibrahim: 24-26).
5.      Disenangi menghibur manusia dengan menyebutkan kabar-kabar orang-orang terdahulu dan kisah-kisah berharga yang sarat dengan pelajaran. Terlebih apabila kisah-kisah tersebut bersesuaian dengan keadaan orang yang sedang diberi nasihat, karena metode yang demikian akan lebih menggugah hatinya dan menyadarkan dari kelalaiannya sehingga ia dapat terhibur dan mengambil pelajaran dari kisah-kisah tersebut.
Wallahu A’lam.
Sumber: Majalah Al Furqon, Edisi 4 th. ke-8 1429 H/2008
More aboutSeorang Wanita Menasihati Sang Alim